Kebimbangan itulah perasaan yang sering
muncul di hati para lajang tatkala harus memutuskan dengan siapa ia akan
menikah. Perasaan ini wajar muncul, karena keputusan menikah adalah keputusan
besar yang akan mempengaruhi jalan hidup seseorang, karenanya mereka akan
berhati-hati dalam menentukan calon pendamping hidupnya.
Kebimbangan semacam ini juga dirasakan
Annisa, wanita berusia 24 tahun yang kebetulan berparas cantik. Sebagai muslimah
ia sudah merasa jengah dengan para lelaki yang mencoba mendekatinya. Baginya
hanya ada satu solusi, menikah. Tapi ia jadi bingung pria mana yang harus ia
terima pinangannya. Di mata Annisa setiap pria yang mencoba mendekatinya
memiliki kekurangan. Kini Annisa jadi bertanya dalam hati sebenarnya syarat apa
saja sih yang mesti ia tetapkan untuk calon pendampingnya kelak?.
Tak ada gading yang tak retak, begitu
yang dikatakan pepatah untuk mengungkapkan sebenarnya tidak ada orang yang
sempurna. Setiap orang pasti memiliki kekurangan, namun sesungguhnya ada
kualitas kepribadian dasar yang harus kita dan calon pasangan kita miliki agar
dapat membina mahligai rumah tangga yang bahagia. Kualitas pribadi tersebut
antara lain:
Kualitas Keberagamaan
Agama merupakan keyakinan yang
mempengaruhi hati, fikiran perasaan dan tingkah laku seseorang sehingga orang
yang mempunyai pemahaman serta pengalaman agamanya yang baik akan sangat
terbantu dalam mengatasi berbagai masalah. Kondisi ini pada akhirnya akan
mempengaruhi kebahagiaan dan kelanggengan sebuah perkawinan.
Memiliki Komitmen Untuk Mengembangkan
Diri
Setiap orang memiliki kelebihan dan
kekurangannya msing-masing. Namun setiap orang juga memiliki kesempatan untuk
berkembang. Penting bagi kita untuk memiliki komitmen pengembangan pribadi ini,
yaitu bagaimana seseorang memahami kekurangan yang ada, belajar dari kesalahan
dan mau mendengarkan nasihat orang lain. Semua hal tersebut bermuara pada
bagaimana ia membangun dan mengembangan dirinya agar menjadi pribadi yang lebih
baik dan lebih bijak.
Keterbukaan Emosional
Artinya adalah orang yang memiliki
perasaan, mengetahui apa yang sedang dirasakan, mau berbagi perasaan dengan
pasangannya dan mengetahui cara mengungkapkan perasaan. Keterbukaan Emosional
menjadi modal penting dalam membangun komunikasi dengan pasangan kita,
sedangkan komunikasi yang baik adalah modal penting dalam membangun rumah
tangga harmonis.
Memiliki Integritas
Setiap orang mendambakan calon pasangan
yang mempunyai integritas diri. Kita menginginkan orang yang, jujur, baik
terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain, dalam hal ini terutama dengan
pasangannya, kita juga ingin calon pasangan kita adalah orang yang tidak
main-main dalam mengambil keputusan yang mempengaruhi masa depannya. Itulah makna
integritas diri.
Kematangan dan Tanggung Jawab
Memiliki kematangaan berarti ia bisa
mengurus dirinya sendiri, tahu mana yang baik/buruk buat dirinya. Sedangkan
bertanggung jawab berarti dia memahami langkah yang dia ambil beserta
resiko-resiko yang mungkin dihadapi.
Memiliki Harga Diri
Ingatlah agar seseorang bisa mencintai
ia harus cinta pada dirinya sendiri. Karena itu lihatlah bagaimana cintanya ia
pada dirinya sendiri. Kalau ia sendiri tidak mencintai dirinya, bagaimana
mungkin ia bisa mencintai pasangannya?
Sikap Positif Terhadap Kehidupan
Mereka yang memiliki sikap hidup
positif akan berusaha mengubah segala kendala menjadi peluang, dan biasanya
percaya bahwa segalanya akan bisa menjadi baik.
Itu semua kualitas ideal yang perlu
dimiliki oeleh calon pasangan kita dan diri kita sendiri pada saat kita akan
menikah. Namun situasi yang dihadapai Annisa atau situasi yang sejenis dengan
itu, sering membuat kita tidak bisa berfikir jernih. Karena itu adalah hal-hal
yang harus kita waspadai agar tidak salah paham dalam memilih pasangan. Hal-hal
seperti ini mungkin akan membantu kita :
1. Jangan terlalu cepat memutuskan
untuk menikah dengan si dia
Sediakan waktu yang cukup untuk
memperoleh informasi yang memadai tentang calon pasangan anda tersebut. Ada
beberapa hal yang perlu kita ketahui dari calon pasangan hidup kita itu:
a. Latar Belakang Kehidupan.
- Nasab/latar belakang keturunan
mencakup hubungan keluarga asal, apakah berasal dari keluarga utuh, harmonis,
atau broken home. Termasuk bentuk hubungan dengan saudara kandung
- Agama, norma-norma atau nilai-nilai
status sosial ekonomi, suku, tradisi budaya keluarga asal.
- Adakah penyakit keturunan yang
berhubungan dengan faktor genetic.
b. Masalah yang berkaitan dengan
kualitas diri
- Kualitas Dien
- Akhlaq
- Tipe kepribadian (tertutup/terbuka,
pendiam, periang, emosional, sabar)
- Pendidikan, kapasitas intelektual,
profesi.
- Latar belakang organisasi, aktivitas
sosial.
- Kemampuan problem solving
- Kepercayaan diri.
2. Jangan menikah di usia yang belum
matang secara pribadi
Siap menikah berarti siap menghadapai
masalah yang semuanya menuntut kedewasaan berfikir dan bersikap. Kedewasaan ini
tidak bisa di ukur dengan usianya lebih dewasa dibanding mereka yang lebih tua.
Kedewasaan juga mempengaruhi dalam kita
menentukan pilihan calon pasangan kita. Mereka yang kurang matang cenderung
hanya terpukau pada hal-hal yang bersifat luaran saja.
3. Jangan memilih pasangan hanya untuk
menyenangkan orang lain
Andalah orang yang beruntung atau yang
menderita dengan pernikahan anda. Kalau pun ada faktor orang lain dalam
mempertemukan antara anda dengan si dia pastikan bahwa anda sendirilah yang
memutuskan bahwa dialah yang memang terbaik buat anda (tentunya beristiqarah
terlebih dahulu).
4. Jangan menikah dengan
harapan-harapan yang tidak realistis
Biasanya niatan awal menikah
mempengaruhi masalah-masalah apa yang akan mendominasi selama kehidupan
perkawinan. Kepuasan dalam kehidupan perkawinan dan terhadap tolak ukurnya
berada pada harapan tersebut. Bila tidak terpenuhi akan menimbulkan kekecewaan.
5. Jangan menikah dengan seseorang yang
memilki masalah kepribadian
Berhati-hatilah terhadap orang yang
memiliki kepribadian yang sulit untuk dirubah, diperlukan pengertian dan lapang
dada yang luar biasa untuk menghadapi orang seperti ini. Pada dasarnya setiap
orang memiliki perilaku bermasalah, namun yang perlu menjadi perhatian adalah
bagaimana kadar, intensitas dan frekwensinya seseorang yang masuk dalam
kategori mengalami masalah kepribadian adalah bila memiliki prilaku bermasalah
yang mendominasi keseharian dan mempengaruhi adaptasinya dengan orang lain.
Biasanya orang seperti ini sering membuat orang lain atau dirinya sendiri
merasa terganggu dan tidak nyaman dengan perilakunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar